PUSAT MEUBLE

SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI
http://Myunusblogspotcom

Minggu, 25 September 2011

MAKALAH
(KETENTUAN BUKU TEKS YANG BAIK)









OLEH 
MUHAMMAD YUNUS 
NIM.151096087 











FAKULTAS TARBIYAH 
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) MATARAM 
2011 












PEMBAHASAN
Bab I
PERSYARATAN DAN KETENTUAN BUKU TEKS YANG BAIK 
A. Buku Teks 
1. Pengertian Buku Teks 
Buku teks merupakan salah satu jenis buku pendidikan. Buku teks adalah buku yang berisi uraian bahan tentang mata pelajaran atau bidang studi tertentu, yang disusun secara sistematis dan telah diseleksi berdasarkan tujuan tertentu, orientasi pembelajaran, dan perkembangan siswa, untuk diasimilasikan. Rumusan senada juga disampaikan oleh A.J. Loveridge (terjemahan Hasan Amin) sebagai berikut. ”Buku teks adalah buku sekolah yang memuat bahan yang telah diseleksi mengenai bidang studi tertentu, dalam bentuk tertulis yang memenuhi syarat tertentu dalam kegiatan belajar mengajar, disusun secara sistematis untuk diasimilasikan.” Chambliss dan Calfee (1998) menjelaskannya secara lebih rinci. Buku teks adalah alat bantu siswa untuk memahami dan belajar dari hal-hal yang dibaca dan untuk memahami dunia (di luar dirinya). Buku teks memiliki kekuatan yang luar biasa besar terhadap perubahan otak siswa. Buku teks dapat mempengaruhi pengetahuan anak dan nilai-nilai tertentu. Sementara itu Direktorat Pendidikan Menengah Umum (2004: 3) menyebutkan bahwa buku teks atau buku pelajaran adalah sekumpulan tulisan yang dibuat secara sistematis berisi tentang suatu materi pelajaran tertentu, yang disiapkan oleh pengarangnya dengan menggunakan acuan kurikulum yang berlaku. Substansi yang ada dalam buku diturunkan dari kompetensi yang harus dikuasai oleh pembacanya (dalam hal ini siswa). Pusat Perbukuan (2006: 1) menyimpulkan bahwa buku teks adalah buku yang dijadikan pegangan siswa pada jenjang tertentu sebagai media pembelajaran (instruksional), berkaitan dengan bidang studi tertentu. Buku teks merupakan buku standar yang disusun oleh pakar dalam bidangnya, biasa dilengkapi sarana pembelajaran (seperti pita rekaman), dan digunakan sebagai penunjang program pembelajaran. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 menjelaskan bahwa buku teks (buku pelajaran) adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Secara teknis Geene dan Pety (dalam Tarigan, 1986: 21) menyodorkan sepuluh kategori yang harus dipenuhi buku teks yang berkualitas. Sepuluh kategori tersebut sebagai berikut: • Buku teks haruslah menarik minat siswa yang mempergunakannya. • Buku teks haruslah mampu memberikan motivasi kepada para siswa yang memakainya. • Buku teks haruslah memuat ilustrasi yang menarik siswa yang memanfaatkannya. • Buku teks seyogyanya mempertimbangkan aspek-aspek linguistik sehingga sesuai dengan kemampuan para siswa yang memakainya. • Isi buku teks haruslah berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya, lebih baik lagi kalau dapat menunjangnya dengan terencana sehingga semuanya merupakan suatu kebulatan yang utuh dan terpadu. • Buku teks haruslah dapat menstimuli, merangsang aktivitas-aktivitas pribadi para siswa yang mempergunaknnya. • Buku teks haruslah dengan sadar dan tegas menghindar dari konsep-konsep yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak embuat bingung siswa yang memakainya. • Buku teks haruslah mempunyai sudut pandang atau ”point of view” yang jelas dan tegas sehingga ada akhirnya juga menjadi sudut pandang para pemakainya yang setia. • Buku teks haruslah mamu memberi pemantapan, penekanan pada nilai-nilai anak dan orang dewasa. • Buku teks haruslah dapat menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para pemakainya. Sepuluh kategori yang disodorkan Geene dan Petty tersebut pada dasarnya merupakan penjabaran lebih lanjut dari ketiga ciri buku teks yang disampaikan sebelumnya. Dikatakan demikian, karena butir-butir kategori tersebut bisa dimasukkan ke dalam tiga ciri buku teks. Sebagai kelengkapan kategori tersebut, Schorling dan Batchelder (1956) memberikan empat ciri buku teks yang baik, yaitu 1. Direkomendasikan oleh guru-guru yang berpengalaman sebagai buku teks yang baik; 2. Bahan ajarnya sesuai dengan tujuan pendidikan, kebutuhan siswa, dan kebutuhan masyarakat; 3. Cukup banyak memuat teks bacaan, bahan drill dan latihan/tugas; dan 4. Memuat ilustrasi yang membantu siswa belajar. 2. Buku dalam Pendidikan Dalam dunia pendidikan, buku merupakan bagian dari kelangsungan pendidikan. Dengan buku, pelaksanaan pendidikan dapat lebih lancar. Guru dapat mengelola kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien lewat sarana buku. Siswa pun dalam mengikuti kegiatan belajar dengan maksimal dengan sarana buku. Bahkan, administratur pendidikan dapat mengelola pendidikan dengan efektif dan efisien dengan berpedoman ada aturan-aturan dan lebijakan yang tertuang dalam buku, misalnya pedoman pelaksanaan pendidikan dan kurikulum. Atas dasar itulah, bangsa-bangsa Eropa (yang termasuk bangsa maju) berpendapat bahwa ”education without book is unthinkable”. Buku-buku yang dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan bermacam-macam. Namun demikian, apabila dilihat dari segi isi dan fungsinya, buku pendidikan setidak-tidaknyanya dapat dibedakan menjadi tujuh jenis, yaitu sebagai berikut. Buku acuan, yaitu buku yang berisi informasi dasar tentang bidang atau hal tertentu. Informasi dasar atau pokok ini bisa dipakai acuan (referensi) oleh guru untuk memahami sebuah masalah secara teoretis. Buku pegangan, yaitu buku berisi uraian rinci dan teknis tentang bidang tertentu. Buku ini dipakai sebagai pegangan guru untuk memecahkan, menganalisis, dan menyikapi permasalahan yang akan diajarkan kepada siswa. Buku teks atau buku pelajaran, yaitu buku yang berisi uraian bahan tentang mata pelajaan atau bidang studi tertentu, yang disusun secara sistematis dan telah diseleksi berdasarkan tujuan tertentu, orientasi pembelajaran, dan perkembangan siswa, untuk diasimilasikan. Buku ini dipakai sebagai sarana belajar dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Buku latihan, yaitu buku yang berisi bahan-bahan latihan untuk memperoleh kemampuan dan keterampilan tertentu. Buku ini dipakai oleh siswa secara periodik agar yang betrsangktan memiliki kemahiran dalam bidang tertentu. Buku kerja atau buku kegiatan, yaitu buku yang difungsikan siswa untuk menuliskan hasil pekerjaan atau hasil tugas yang diberikan guru. Tugas-tugas ini bisa ditulis di buku kerja tersebut atau secara lepas. Buku catatan, yaitu buku yang difungsikan untuk mencatat informasi atau hal-hal yang diperlukan dalam studinya. Lewat buku catatan ini siswa dapat mendalami dan memahami kembal dengan cara membaca ulang pada kesempatan lain. Buku bacaan, yaitu buku yang memuat kumpulan bacaan, informasi, atau uraian yang dapat memperluas pengetahuan siswa tentang bidang tertentu. Buku ni dapat menunjang bidang studi tertentu dalam memberikan wawasan kepada siswa. 3. Pandangan Ahli Pendidikan terhadap Buku Teks Kehadiran buku teks di dunia pendidikan disikapi oleh ahli pendidikan dengan berbagaimacam versi. Ada yang bersikap negatif, ada yang bersikap positif, dan adapula yan bersikap moderat. Ketiga pandangan yang berbeda ini didasari oleh alasan yang bertolak belakangsatu dengan lainnya. Pandangan Negatif terhadap Buku Teks Para ahli pendidikan yang bersikap negatif atau “antipati” atas kehadiran buku teks di dunia pendidikan didasarkan oleh kenyataan berikut. Buku teks kurang memperhatikan perbedaan individual siswa. Siswa sasaran dianggap homgen sehingga bahan ajar yang ada pada buku teks tersaji tanpa memperhatikan siswa yang ”uper” dan siswa yang ”lower”. Desain buku teks sering tidak sesuai dengan desain kurikulum pendidikan. Akibatnya, dengan menggunakan buku teks tersebut, program pendidikan yang telah dirancang dalam kurikulum tidak tercapai. buku teks yang beredar (baik buku teks wajib maupun penunjang) dijumpai keganjilan-keganjilan. Keganjilan yang dimaksud terlihat sebagai berikut. - Terdapat buku teks yang tidak sesuai dengan pesan kurikulum. - Terdapat buku teks yang berisi pokok-pokok materi (semacam ringkasan). - Terdapat buku teks yang uraiannya sangat teknis. - Terdapat buku teks yang tidak sesuai dengan pesan pola pikir siswa. - Terdapat buku teks yang kurang ”aplicable”. Perhatian khusus terhadap keganjilan buku teks ini tidak dimaksudkan untuk mengecilkan arti buku teks dalam dunia pendidikan, tetapi justru untuk memacu peningkatan kualitas buku teks setelah dikaitkan dengan kedudukan dan fungsinya yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan pembelajaran siswa di kelas. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran antara lain disebabkan belum dimanfaatkannya sumber belajar secara maksimal.Sumber belajar yang dapat berasal dari manusia, bahan, lingkungan, alat dan peralatan, serta aktivitas seharusnya dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar mengajar. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang dijadikan sebagai alat bantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan sebagai sumber belajar sekaligus sebagai media pembelajaran adalah buku. Buku yang digunakan sebagai sumber belajar utama dalam pembelajaran suatu bidang studi disebut buku teks atau buku pelajaran atau dapat pula disebut sebagai buku teks pelajaran. Tarigan dan Djago Tarigan (1990) mendefinisikan buku teks sebagai buku pelajaran dalam bidang studi tertentu yang merupakan buku standar yang disusun oleh pakar dalam bidang itu untuk maksud-maksud dan tujuan instruksional yang dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakai di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2008 tentang Buku Teks Pelajaran Pasal 1 dinyatakan bahwa Buku Teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka meningkatkan keilmuan, ketakwaan, akhlak mulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kepekaan dan kemampuan estetis, peningkatan kemampuan kinestetis dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Standar nasional pendidikan tersebut ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Pasal 35 ayat 2 UU No.20 tahun 2003 menyebutkan bahwa BSNP bertugas membuat acuan untuk pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan termasuk standarisasi terhadap kualitas buku teks pelajaran. Diperjelas lagi oleh Backingham (Tarigan, 1986) yang menjelaskan bahwa buku teks adalah sarana belajar yang biasa digunakan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran dalam pengertian modern dan yang umum dipahami. 4. Fungsi Buku Teks Buku teks pelajaran dapat berfungsi sebagai bahan sekaligus media pembelajaran. Fungsi tersebut secara maksimal dapat diperoleh bila buku teks memiliki kualitas yang baik. Buku Teks memiliki fungsi istimewa dalam pembelajaran karena buku teks menyajikan fungsi pokok masalah, mencerminkan sudut pandang, menyediakan sumber yang teratur, menyajikan bahan remedial dan evaluasi, menyajikan gambar, serta menyediakan aneka metode dan sarana pembelajaran (Tarigan dan Djago Tarigan, 1990. Dalam bukunya, Greene dan Petty (1971) menyebutkan bahwa, ada beberapa fungsi dari buku teks, yaitu sebagai berikut: a. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran yang disajikan. a. Menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca dan bervariasi, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa. b. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai keterampilan-keterampilan ekspresional c. Menyajikan bersama-sama dengan buku manual yang mendampinginya, mengenai metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi para siswa. d. Menyajikan fiksasi (perasaan yang mendalam) awal yang perlu dan juga sebagai penunjang bagi latihan-latihan dan tugas-tugas praktis. e. Menyajikan bahan atau sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat guna. Dengan membaca buku teks, siswa atau pembaca dapat mengatur sendiri kecepatan mempelajari suatu materi pembelajaran sesuai dengan daya tangkapnya masing-masing. Selain itu, buku teks memberikan kesempatan pada pemiliknya untuk menyegarkan kembali ingatan tentang materi pembelajaran yang pernahdipelajari. 5. Syarat-Syarat Buku Teks yang Berkualitas Agar buku teks dapat berfungsi sebagai bahan ajar yang baik, maka buku teks harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Mungin Eddy Wibowo menyebutkan bahwa buku pelajaran yang baik harus memenuhi aspek isi materi pelajaran, penyajian, bahasa dan keterbacaan, serta aspek grafika. a) Aspek isi materi pelajaran Materi pelajaran merupakan bahan pelajaran yang disajikan dalam buku pelajaran. Buku pelajaran yang baik memperhatikan relevansi, adekuasi, keakuratan, dan proporsionalitas dalam penyajian materinya. 1. Relevansi Buku pelajaran yang baik memuat materi yang relevan dengan tuntutan kurikulum yang berlaku, relevan dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh lulusan tingkat pendidikan tertentu, serta relevan dengan tingkat perkembangan dan karakteristik siswa yang akan menggunakan buku pelajaran tersebut. 2. Adekuasi/kecukupan Kecukupan mengandung arti bahwa buku tersebut memuat materi yang memadai dalam rangka mencapai kompetensi yang diharapkan. 3. Keakuratan Keakuratan mengandung arti bahwa isi materi yang disajikan dalam buku benar-benar secara keilmuan, mutakhir, bermanfaat bagi kehidupan, dan pengemasan materi sesuai dengan hakikat pengetahuan. 4. Proporsionalitas Proporsionalitas berati uraian materi buku memenuhi keseimbangan kelengkapan, kedalaman, dan keseimbangan antara materi pokok dengan materi pendukung. b) Aspek Penyajian Buku pelajaran yang baik menyajikan bahan secara lengkap, sistematis, sesuai dengan tuntutan pembelajaran yang berpusat pada siswa, dan cara penyajian yang membuat enak dibaca dan dipelajari. c) Bahasa dan Keterbacaan Bahasa adalah sarana penyampaian dan penyajian bahan, seperti kosakata, kalimat, paragraf, dan wacana. Keterbacaan berkaitan dengan tingkat kemudahan bahasa bagi tingkatan siswa. d) Aspek Grafika Grafika merupakan bagian dari buku pelajaran yang berkenaan dengan fisik buku, meliputi ukuran buku, jenis kertas, cetakan, ukuran huruf,warna, dan ilustrasi, yang membuat siswa menyenangi buku yang dikemas dengan baik dan akhirnya juga meminati untuk membacanya. Selain itu, menurut Greene dan Petty, terdapat sepuluh kriteria buku teks yang berkualitas. Kesepuluh kriteria tersebut adalah sebagai berikut: a. Buku teks haruslah menarik minat siswa yang mempergunakannya b. Buku teks harus mampu memberi motivasi kepada para siswa yang memakainya c. Buku teks harus memuat ilustrasi yang menarik hati para siswa yang memanfaatkannya d. Buku teks seyogyanya mempertimbangkan aspek-aspek linguistik sehingga sesuai dengan kemampuan para siswa yang memakainya. e. Isi buku teks harus berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya f. Buku teks harus dapat menstimulus, merangsang aktivitas-aktivitas pribadi para siswa yang mempergunakannya g. Buku teks harus dengan sadar dan tegas menghindari konsep-konsep yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak membingungkan para siswa yang membacanya h. Buku teks harus mempuyai sudut pandang yanng jelas dan tegas i. Buku teks harus memberi pemantapan, penekanan pada nilai-nilai anak dan orang dewasa. j. Buku teks harus menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para siswa pembacanya. 6. Pengaruh Buku bagi Pembacanya Pada era global ini kehidupan manusia tidak bisa melepaskan diri dari buku. Lewat buku manusia bisa bertambah wawasannya yang pada akhirnya (langsung atau tidak langsung) akan mempengaruhi pola pikir dan pola hidupnya. Bahkan, larena kuatnya pengaruh bagi kehidupan manusia, ada sekelompok ”buku” yang disebut ”the great book”, yaitu Quran, Injil, Taurat, Zabur, Weda, dan Tripitaka. Selain itu, dikenal pula ”buku-buku pengubah dunia”, yaitu Trias Politika, Das Kapital, De Principle, dan Uncle Toms Cabin. Secara rinci D. Waples dkk. (1990) membagi pengaruh buku bagi pembacanya menjadi lima kategori, yaitu (1) pengaruh instrumental, (2) pengaruh prestise, (3) pengaruh pemantapan, (4) pengaruh estetis dan apresiatif, dan (5) pengaruh pelepasan. Buku dikatakan mempunyai pengaruh instrumental apabila lewat membaca buku itu, pembaca memperoleh informasi atau petunjuk yang dapat membantu pemecahan masalah yang ditemui dalam kehidupannya. Buku dikatakan mempunyai pengaruh prestise apabila setelah membaca buku, pembaca bisa memantapkan pola pikir, tingkah laku dan sikapnya yang pada akhirnya dapat terangkat prestise dan martabatnya. Buku dikatakan mempunyai pengaruh pemantapan (reinforcement) apabila setelah membaca buku, yang bersangkutan merasa lebih mantap dalam mengambil langkah-langkah dalam kehidupannya. Buku dikatakan dapat berpengaruh estetis dan apresiatif apabila dengan membaca buku tersebut pembaca dapat terbina daya seni (estetika) dan apresiasinya Terakhir, buku dikatakan mempunyai pengaruh pelepasan (respite) apabila dengan membaca buku, yang bersangkuan bisa melepaskan diri dari keresahan, kericuhan, dan keruwetan yang ada pada dirinya. Pengaruh buku tersebut akan lebih terasa pada diri anak. Para ahli pendidikan berkesimpulan bahwa lewat membaca buku, anak akan berpengaruh perkembangan minat, sikap sosial, emosi, dan penalarannya. Konsekuensinya, apabila buku yang dibaca berisi hal-hal yang negatif, maka perkembangan jiwa anak juga mengarah ke negatif. Sebaliknya, apabila yang dibaca berisi hal-hal yang positif, maka perkembangan jiwa anak pun positif. Karena yang diharapkan oleh semua pihak (:orang tua, pemerintah, penddik) agar anak berkembang secara positif, persediaan buku bagi anak (buku bacaan, buku teks, dan sebagainya) haruslah buku yang memenuhi syarat positif. Buku dikategorikan “bisa memperluas wawasan anak” apabila buku tersebut berisi informasi faktual, deskriptif, atau naratif yang belum menjadi perhatian anak. Misalnya, informasi tentang cara meminum obat, cara mandi yang betul, makanan sehat, teman yang baik, dan sebagainya. Buku dikategorikan “bisa menambah pengetahuan baru” apabila buku tersebut berisi penjelasan tentang pengetahuan dan kelimuan sederhana yang belum diketahu anak. Misalnya, proses terjadinya gunung meletus, proses terjadinya hujan, perlunya kebersihan lingkungan, dan sebagainya. Buku dikategorikan “bisa membimbing berpikir konstruktif” apabila buku tersebut berisi uraian atau eskripsi yang dapa merangsang anak untuk berpkir secara rasional. Misalnya, cerita tentang kerugian anak yang malas belajar, keuntungan anak yang berbaik hati, akbat anak yang ska berbohong, dan sebagainya. Buku dikategorikan “bisa mengarahkan kreativitas” apabila buku tersebut berisi petunjuk atau pedoman paktis yang dapat diterapkan oleh anak dalam kehidupannya. Misalnya, cara membuat burung dari kertas, cara membuat lampu minyak, cara menjernihkan air, dan sebagainya. Buku dikategorikan “bisa menumbuhkan sikap moral, sosial, dan agama yang baik” apabila buku tersebut berisi cerita faktual atau fiksi yang melibatkan tokoh-tokoh idola yang dapat dipakai sebagai cermin atau dapat ditiru dalam kehidupan anak. Misalnya, cerita pahlawan, tokoh agama, dermawan cilik, dai cilik, dan sebagainya. Terakhir, buku dikategorikan “bisa menuntut ke arah kehidupan yang mandiri” apabila buku tersebut berisi cerita tentang solusi atas problema kehidupan. Misalnya, keberhasil anak desa yang sebatang kara, kesuksesan anak cacat netra, berjuang melawan sakit menahun, dan sebagainya.Syarat-syarat itulah yang secara ideal terdapat pada buku yang layak sebagai bacaan anak.

Bab III PENUTUP 
Kesimpulan 
Buku teks adalah buku yang berisi uraian bahan tentang mata pelajaran atau bidang studi tertentu, yang disusun secara sistematis dan telah diseleksi berdasarkan tujuan tertentu, orientasi pembelajaran, dan perkembangan siswa, untuk diasimilasikan. Menurut A.J. Loveridge (terjemahan Hasan Amin) mendefinisikan buku teks sebagai berikut. ”Buku teks adalah buku sekolah yang memuat bahan yang telah diseleksi mengenai bidang studi tertentu, dalam bentuk tertulis yang memenuhi syarat tertentu dalam kegiatan belajar mengajar, disusun secara sistematis untuk diasimilasikan.” Sepuluh kategori tersebut sebagai berikut: • Buku teks haruslah menarik minat siswa yang mempergunakannya. • Buku teks haruslah mampu memberikan motivasi kepada para siswa yang memakainya. • Buku teks haruslah memuat ilustrasi yang menarik siswa yang memanfaatkannya. • Buku teks seyogyanya mempertimbangkan aspek-aspek linguistik sehingga sesuai dengan kemampuan para siswa yang memakainya. • Isi buku teks haruslah berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya, lebih baik lagi kalau dapat menunjangnya dengan terencana sehingga semuanya merupakan suatu kebulatan yang utuh dan terpadu. • Buku teks haruslah dapat menstimuli, merangsang aktivitas-aktivitas pribadi para siswa yang mempergunaknnya. • Buku teks haruslah dengan sadar dan tegas menghindar dari konsep-konsep yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak embuat bingung siswa yang memakainya. • Buku teks haruslah mempunyai sudut pandang atau ”point of view” yang jelas dan tegas sehingga ada akhirnya juga menjadi sudut pandang para pemakainya yang setia. • Buku teks haruslah mampu memberi pemantapan, penekanan pada nilai-nilai anak dan orang dewasa. • Buku teks haruslah dapat menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para pemakainya. Dalam bukunya, Greene dan Petty (1971) menyebutkan bahwa, ada beberapa fungsi dari buku teks, yaitu sebagai berikut: b. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran yang disajikan. a. Menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca dan bervariasi, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa. b. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai keterampilan-keterampilan ekspresional c. Menyajikan bersama-sama dengan buku manual yang mendampinginya, mengenai metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi para siswa. d. Menyajikan fiksasi (perasaan yang mendalam) awal yang perlu dan juga sebagai penunjang bagi latihan-latihan dan tugas-tugas praktis. e. Menyajikan bahan atau sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat guna.